Matahari telah berpindah, bergeser semakin ke
barat.
Sore ini, Aku duduk di pinggir pantai,
mengharap senja.
Senja yang ku rindu, senja yang ku tunggu.
Kejadian sesaat setelah matahari tenggelam.
Bergantinya siang menjadi malam.
Tak lama aku menunggu, senja datang membawa
ketenangan.
Langit menyala keemasan, Indah sekali.
Sayang, gak ada senja yang abadi. Pertemuanku dengan
senja begitu singkat.
Aku selalu ingin merasakan senja dalam waktu
yang lama, bahkan selamanya.
Gak ada siang, gak ada malam, yang ada hanya
senja.
Matahari seperti akan tenggelam, tapi gak
pernah tenggelam.
Tetap menyala, abadi, mendamaikan, menenangkan.
Seakan matahari enggan pergi, tapi harus pergi.
Cahayanya membekas, memantul pada air laut di
depan ku.
Cahaya yang memberi harap dan janji bahwa suatu
saat,
Akan ada seseorang di sini, di sampingku, di
bahuku, di pelukanku.
Menemaniku, melihat senja yang indah, bersama.
Entah siapa, tapi yang pasti akan ada.
Aku percaya dengan janji yang diberikan oleh
senja kepadaku, sore itu.
Cahayanya begitu meyakinkanku.
Senja hari ini telah pergi dan aku pulang
membawa janji.
Esok ku datang kembali, menanti senja dengan
harap.
Senja kembali hadir dengan keindahannya.
Ku tengok ke sebelahku, tak ada seorang pun,
hanya ada aku, sendiri.
Apa senja telah berbohong padaku? Entahlah.
Hingga kini, bagiku senja selalu menghadirkan
keindahan, harap dan janji.
Dan aku akan terus menikmatinya, menunggunya,
senja.
Hingga akhirnya ada dua pasang mata menikmati
senja yang indah bersama.
Ya, Aku dan Kau,
0 komentar:
Posting Komentar